Jumat, September 01, 2006

Garis kemiskinan in a nutshell

Jika Anda pemerhati masalah kemiskinan yang ingin tahu cara pembuat kebijakan memandang masalah tersebut, ada baiknya Anda men-download Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Tingkat Kemiskinan tahun 2005-2006.

Selain memuat hal yang bisa Anda baca di koran (bahwa tingkat kemiskinan naik dari 16% pada Februari 2005 menjadi 17.8% pada Maret 2006), dokumen singkat delapan halaman itu menjelaskan banyak hal tentang problem kemiskinan dari sudut ekonomi makro. Ringkasnya, tulisan itu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
  1. Apa itu garis kemiskinan versi BPS?;

  2. Apa penentu penting tingkat kemiskinan secara makro (dan mengapa inflasi harga beras perlu dikendalikan)?;

  3. Seperti apa dinamika kemiskinan antara tahun 2005 dan 2006?

  4. Apa perbedaan "orang miskin" dalam perhitungan garis kemiskinan dengan yang didata sebelum pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT)?

Konon, ini merupakan pertama kalinya BPS secara resmi melaporkan tingkat kemiskinan nasional. Sebagai terbitan pertama, ini cukup lumayan. Sudah ada upaya menjelaskan asal garis kemiskinan BPS, walaupun menurut saya ini jauh dari cukup. Saya masih mengharapkan dokumen teknis berisi metode dan kode program statistik yang digunakan BPS untuk menghitung garis kemiskinan ini. Dengan demikian, tidak ada lagi tuduhan BPS mengutak-utik data secara tidak ilmiah.

Selain ini dokumen ini penting juga dikirimkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebelum dimasukkan ke amplop, penjelasan untuk pertanyaan (d) di atas perlu di-stabilo. Lalu, pada amplop perlu dituliskan:

Untuk Yth. Kepala Bappenas, Bapak Paskah Suzetta.


Update (13/9): Ternyata dokumen ini, dengan stabilo pada bagian (b) perlu juga dikirimkan Menteri Pertanian Anton Apriyantono.

Label: ,