Senin, Januari 15, 2007

Wawancara Perspektif Baru tentang serba-serbi kemiskinan

Bagi seseorang yang terbiasa berargumen melalui tulisan, media elektronik menciptakan tantangan baru. Berbeda dengan menulis, media elektronik tidak memberikan kesempatan untuk penulisan ulang atau penyuntingan, agar argumen yang disajikan ringkas dan tajam.

Tantangan inilah yang harus saya hadapi ketika dua minggu lalu, Wimar Witoelar mengundang saya ngobrol tentang garis kemiskinan setelah membaca tulisan ini di Jakarta Post. Ini, seumur-umur, adalah wawancara radio pertama saya.

Transkrip wawancara saya ini baru saja dimuat di website Perspektif Baru. Membaca kembali wawancara itu, ternyata wawancara itu tidak seburuk yang saya perkirakan ketika meninggalkan studio rekaman. Namun jika bisa mengulang wawancara tersebut, ada beberapa hal yang ingin saya sederhanakan dan beberapa lainnya yang dijelaskan secara lebih mendetail. Untuk itulah posting ini...



Tentang "dua garis kemiskinan"
Salah satu topik kontroversial pasca-penerbitan laporan tentang kemiskinan di Indonesia ini (filesize: 12MB) adalah soal dua garis kemiskinan. Yang satu, garis kemiskinan nasional yang diterbitkan BPS, lainnya yang sering-sering disebut sebagai "garis kemiskinan Bank Dunia" atau "garis kemiskinan US$2 per hari". Dalam wawancara, saya menjelaskan sedikit tentang perbedaan dan penggunaan dua garis kemiskinan ini.

Yang tidak sempat saya jelaskan adalah istilah "garis kemiskinan US$2 per hari". Tepatnya, garis kemiskinan US$2-PPP per hari. Dengan embel-embel PPP (purchasing power parity), US$2 yang dimaksud di sini bukanlah benar-benar US$2 pada nilai tukar sekarang (atau sekitar Rp18.000), melainkan dua dolar yang sudah disesuaikan dengan dengan kemampuan daya beli masyarakat masing-masing negara.

Untuk Indonesia, garis kemiskinan US$2-PPP per hari ini sama dengan sekitar Rp6.500 per orang per hari -- bukannya Rp19.000 seperti yang dilansir Staf Ahli Menteri Pertanian Iskandar Andi Nuhung ini. Pada garis kemiskinan inilah tingkat kemiskinan Indonesia 49.0%.

Tentang beras dan kemiskinan
Tidak ada yang ingin saya tambahkan tentang hal ini selain Tabel 1 berikut yang memuat data tentang persentasi masyarakat Indonesia yang adalah net consumer beras. Seseorang disebut sebagai net consumer beras jika dia mengkonsumsi beras lebih banyak daripada yang diproduksinya.


Kolom pertama dari Tabel 1 di atas dapat dibaca: 27,7% dari petani beras di perkotaan, 26,6% di pedesaaan, dan 26,8% dari seluruh petani beras adalah net consumer beras. Para net consumer beras ini dirugikan oleh kenaikan harga beras.

Koreksi
Para pendengar radio akan mendengar koreksi Wimar ketika saya "mengutip Bung Karno" untuk adagium "Jangan memberi mereka ikan, tapi berikan mereka pancing". Tentu saja, Wimar benar: Kutipan ini tidak berasal dari Bung Karno melainkan dari Mahatma Gandhi.

Update: Koreksi untuk garis kemiskinan US$2-PPP, ternyata menurut pakarnya statistik kemiskinan Bank Dunia, Vivi Alatas (di Majalah Tempo yang link-nya belum saya temukan), Indonesia berada di bawah Vietnam, yang artinya tingkat kemiskinan US$2-PPP Indonesia lebih tinggi daripada Vietnam.

Update 2: Berikut versi Bahasa Inggris artikel Vivi Alatas.

Label: ,

6 Comments:

At 1/23/2007 08:12:00 PM, Anonymous Anonim said...

hebat lu Ya....:-)

 
At 3/29/2007 08:48:00 AM, Blogger Unknown said...

http://www.asiaviews.org/?content=25889s1dddt33gf&colcom=20070118022046

mungkin ini link yang anda cari..?

 
At 3/29/2007 10:25:00 AM, Blogger Arya Gaduh said...

Krisdianto:
Benar link yang itu. Terima kasih banyak.

 
At 5/31/2008 08:02:00 PM, Anonymous Anonim said...

mas Arya, Laporan tentang kemiskinan di Indonesia tahun 2006 yang mas upload di blog apakah sudah ada yang baru? Jika ada dimana bisa dicari? Ato jika mas Arya berkenan mungkin saya bisa dibagi :D
Makasih ya mas..

 
At 5/31/2008 09:43:00 PM, Blogger Arya Gaduh said...

Nindityo:
Laporan ini saya kira belum akan diperbarui, setidaknya dalam lima tahun ke depan. Tapi rupanya ada upaya untuk melakukan analisis serupa di daerah. Untuk itu, Anda bisa lihat-lihat di sini.

 
At 5/05/2012 12:19:00 PM, Blogger deviputriful said...

haahahaa :)

 

Posting Komentar

<< Home