Rabu, Januari 24, 2007

Indonesia peminjam besar di dunia?

Philips Vermonte dalam posting ini meringkas beberapa statistik negara-negara di dunia yang diambilnya dari World in Figures 2007 terbitan The Economist. Satu kutipan menarik:
K. Largest Recipients of bilateral and multilateral aid: (1) Irak 4,6 trilyun dolar (2) Afghanistan 2,1 trilyun (3) Vietnam 1,8 trilyun (4) Etiopia 1,8 trilyun…(7) Cina 1,6 trilyun (11) Bangladesh 1,4 trilyun (13) Rusia 1,3 trilyun (29) Bosnia 671 milyar dolar (44) Israel 479 milyar (45) Kamboja 478 milyar dolar (48) Filipina 463 milyar dolar (60) Malaysia 290 milyar dolar (68) Mongolia 262 milyar dolar

Ternyata, Indonesia tidak masuk dalam list 68 besar negara penerima bantuan asing, tidak seperti negara tetangga Vietnam, Filipina atau Malaysia misalnya. Artinya, mereka yang berteriak-teriak atas nama nasionalisme bahwa Indonesia terlalu bergantung pada bantuan asing mungkin sekarang harus mulai tutup mulut karena teriakan itu sama sekali tidak berdasar.


Label: ,

8 Comments:

At 1/25/2007 03:01:00 PM, Anonymous Anonim said...

Setuju bahwa keberadaan utang luar negeri saat ini mungkin bukan hal yang terlalu perlu dikhawatirkan lagi oleh 'mereka2'. Indonesia beberapa tahun terakhir sangat rajin mencicil utang luar negeri dan menggantinya dengan utang domestik (SUN, etc).

Btw, saya ingin sedikit berkomentar mengenai metode perbandingan data.

Barangkali KURANG TEPAT jika dibandingkan nilai absolut dari posisi utang antar negara, karena kapasitas masing-masing negara berbeda.

Mungkin menurut saya, yang lebih comparable adalah perbandingan rasio utang terhadap PDB.

 
At 2/05/2007 04:32:00 PM, Anonymous Anonim said...

Kami mendukung saudara Arya B Gaduh untuk segera mengambil PhD dalam melengkapi persyaratan menuju kursi Menko Perekonomian dalam kabinet dua periode mendatang pasca SBY. Segera susul Marie Pangestu ya...

 
At 2/08/2007 08:25:00 AM, Blogger Arya Gaduh said...

Jefry
Setuju bahwa perbandingan rasio utang per PDB lebih tepat. Namun, untuk yang satu itu pun Indonesia tetap lebih rendah daripada dua negara tetangga yang termasuk 68 besar itu (Malaysia dan Filipina). Ini karena nominal utang kita lebih kecil sementara PDB kita lebih besar daripada dua negara tersebut.

Anonymous
:-D

 
At 6/19/2007 11:51:00 PM, Anonymous Anonim said...

waduh...mantap banget rekomendasinya.

Kami, IKatan mAhasiswa Nan jauh dimato Amerika dan SekItarNya (IKAN-ASIN) turut menyatakan kebulatan tekad untuk mendukung Arya Gaduh untuk segera studi Ph.D demi terpenuhinya syarat administratif untuk meloloskan diri dari fit-and-proper test DPR untuk kursi Menteri Keuangan atau Menko Perekonomian.

 
At 7/29/2007 06:14:00 PM, Anonymous Anonim said...

apa ada pembedaan antara 'loan' dan 'aid'?

 
At 9/02/2007 10:55:00 AM, Anonymous Anonim said...

Largest Recipients of bilateral and multilateral aid...bantuan luar negeri itu hitungannya hibah... justru lebih parah kalau indonesia statusnya bukan lagi bantuan... karena berarti yang ada udah murni hutang komersil.
Lihat disini: http://www.aneki.com/debt.html. Indonesia adalah nomor 5 terbesar yg memiliki hutang luar negeri.
Ini mesti anda pahami, sebelum mengeluarkan statement.

 
At 9/02/2007 12:21:00 PM, Blogger Arya Gaduh said...

Anonymous (dan Dee):
Istilah 'aid' tidak melulu berarti 'hibah'. Istilah 'aid' dipakai baik untuk hibah maupun untuk pinjaman berbunga relatif rendah (dibandingkan bunga di pasar komersial).

Dee,
Agaknya data Aneki yang Anda rujuk berasal dari data CIA World Factbook ini. Jika benar begitu, berarti utang yang dimaksud adalah utang negara dan swasta -- dan untuk yang satu ini, Amerikalah sang juara sebagai peminjam terbesar.

Lagipula, yang kerap menjadi polemik di Indonesia adalah soal 'pinjaman (baca: utang) bilateral'. Dalam konteks ini, ternyata lagi-lagi, berdasarkan data The Economist di atas, Indonesia pun bukan juaranya.

 
At 9/02/2007 12:45:00 PM, Blogger Arya Gaduh said...

Dee,
Untuk data total utang pelbagai pemerintah di dunia (sebagai persen GDP), lihat di data CIA Factbook ini. Indonesia berada di urutan 58, di bawah Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

 

Posting Komentar

<< Home