Jumat, September 08, 2006

Keterkaitan, bukan sebab-akibat

Dari Membaca dan Agresivitas di opini Kompas hari ini:
Hal yang menarik dari penelitian Miles dan Stipek adalah ada keterkaitan antara tingkat kemampuan membaca dan tingkat agresivitas...

"Anak-anak kelas 1 SD, yang kemampuan membacanya relatif rendah, saat di kelas 3, cenderung memiliki tingkat agresivitas tinggi. Juga, anak-anak kelas 3, yang memiliki kemampuan membaca rendah, cenderung memiliki sikap agresif tinggi saat di kelas 5," ungkap Miles dan Stipek...

Hasil penelitian menunjukkan pentingnya pendidikan dan pengajaran yang efektif dalam kemampuan membaca pada jenjang-jenjang awal SD. Anak-anak yang kemampuan membacanya rendah perlu diberi perhatian istimewa melalui bantuan pribadi atau sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Apakah kemudian jika anak-anak dengan kemampuan membaca rendah diberikan perhatian istimewa agar lebih mampu membaca, kelak ketika besar anak itu menjadi kurang agresif? Mungkin saja, tapi penelitian ini tidak menunjukkan itu. Yang ditunjukkan Miles dan Stipek adalah keterkaitan (atau korelasi) bukan sebab-akibat alias kausalitas.

Ini adalah contoh kerancuan dalam interpretasi awam akan penjelasan statistik sebuah penelitian. Kesimpulan yang implisit dalam paragraf di atas mencampuradukkan keterkaitan dan kausalitas. Namun, keterkaitan antara A dan B bisa karena B menyebabkan A, A menyebabkan B, atau karena faktor C yang menyebabkan baik A maupun B. Dalam hal ini, faktor genetik, misalnya, bisa jadi menyebabkan kemampuan membaca yang rendah dan agresivitas yang tinggi.

Umumnya uji statistik menguji keterkaitan atau korelasi. Kausalitas jauh lebih sulit untuk dibuktikan, kecuali melalui eksperimen acak.