Rabu, Juli 12, 2006

Mengapa korupsi tidak efisien

Bagi ekonom yang ingin bermain-main dengan ide bahwa korupsi mungkin efisien, saya tegaskan: tidak – setidaknya secara teori. Korupsi mengandaikan pasar monopoli atau oligopoli atas kekuasaan pada ranah tertentu (seperti mengeluarkan izin, dsb.). Tanpa contestable market, pasar monopoli atau oligopoli tidak efisien. Ergo, korupsi tidak mungkin efisien karena semua surplus konsumen diambil oleh pejabat, dan ada underproduction dari apapun itu “komoditas” yang diproduksi pejabat.

Namun, bahwa korupsi pasti tidak efisien tidak berarti rezim dengan adanya korupsi – sampai dengan tingkat tertentu – pasti lebih buruk daripada alternatifnya. Mengambil contoh ekstrem, cara paling efisien menghapuskan korupsi adalah dengan membubarkan pemerintah: Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki sebagai pejabat pemerintah. Tidak ada pemerintah, tidak ada korupsi.

Tentu saja, ini bukan ide yang baik (atau, setidaknya, sebagian besar orang percaya begitu. Ada minoritas orang yang berpikir bahwa ide ini patut dicoba). Namun, ada pemerintah, ada korupsi – terutama karena pemerintah memiliki monopoli atas beberapa hal yang menyangkut harkat hidup orang banyak, dan monopoli kekuasaan, jika tidak diregulasi, selalu berujung pada korupsi seperti di atas.

Nah, kalau sudah begini, problem “tingkat korupsi yang paling efisien” menjadi problem ekonomi regulasi. Regulasi (untuk mengurangi dampak monopoli kekuasaan atau korupsi) perlu biaya, namun memberikan peningkatan produksi “komoditas pejabat” yang bernama pelayanan publik. Ekonom percaya ada satu titik di mana biaya untuk mengetatkan regulasi sebanyak satu unit lebih besar daripada keuntungan dari peningkatan pelayanan publik sebesar satu unit.

Sebagai ilustrasi, sebuah rezim yang benar-benar bersih korupsi adalah ketika bahkan pekerjanya tidak mengambil dari kantor satu pensil pun lebih daripada yang dibutuhkannya untuk pekerjaan kantornya. Namun, biaya untuk memastikan setiap orang hanya memakai pensil sesuai pekerjaan kantor terlalu mahal, sehingga biasanya, pekerja boleh saja mengoleksi pensil kantor di rumah – asal tidak berlebihan!

Karena itu, korupsi tidak mungkin efisien. Namun, rezim dengan sedikit korupsi bisa lebih efisien daripada rezim yang murni-bersih dari korupsi.

UPDATE (18/7/06): Korupsi di sini bukan hanya merujuk pada uang, melainkan pada kombinasi uang-dan-waktu. Uang suap mungkin menciptakan insentif untuk mengurangi korupsi waktu dan meningkatkan produktivitas, namun ini tidak berarti peningkatan efisiensi.

Label:

1 Comments:

At 5/29/2007 09:26:00 AM, Blogger alumni STAN said...

korupsi yg efisien akan tercapai jika masyarakat semakin banyak yang ngerti arti korupsi sehingga tau gejala2 yg mengarah ke korupsi. Sehingga pelaku2 korupsi akan melakukan korupsi hanya jika betul2 aman dari incaran mata masyarakat. Untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat, satu2nya jalan murahkan biaya pendidikan atau porsi anggaran pendidikan berikut gaji guru diinaikan.

Sekarang, pejabat melakukan korupsi secara nyata dan vulgar karena masyarakat gak ngerti itu korupsi atau bukan. Coba kasus yusril or hamid awaludi... berapa banyak yg ngerti permasalahannya dan berapa banyak yg berkesimpulan itu korupsi/tidak....

 

Posting Komentar

<< Home